Jepang (bahasa Jepang: 日本 Nippon/Nihon, nama resmi: Nipponkoku/Nihonkoku)
adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat
Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan
Republik Rakyat Cina, Korea, dan Rusia. Pulau-pulau paling utara berada
di Laut Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa kelompok
pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur, tepatnya di sebelah selatan
Okinawa yang bertetangga dengan Taiwan.
Jepang terdiri dari 6.852 pulau yang membuatnya merupakan suatu kepulauan. Pulau-pulau utama dari utara ke selatan adalah Hokkaido, Honshu (pulau terbesar), Shikoku, dan Kyushu. Sekitar 97% wilayah daratan Jepang berada di keempat pulau terbesarnya. Sebagian besar pulau di Jepang bergunung-gunung, dan sebagian di antaranya merupakan gunung berapi. Gunung tertinggi di Jepang adalah Gunung Fuji yang merupakan sebuah gunung berapi. Penduduk Jepang berjumlah 128 juta orang, dan berada di peringkat ke-10 negara berpenduduk terbanyak di dunia. Tokyo secara de facto adalah ibu kota Jepang, dan berkedudukan sebagai sebuah prefektur. Tokyo Raya adalah sebutan untuk Tokyo dan beberapa kota yang berada di prefektur sekelilingnya. Sebagai daerah metropolitan terluas di dunia, Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta orang.
Menurut mitologi tradisional, Jepang didirikan oleh Kaisar Jimmu pada abad ke-7 SM. Kaisar Jimmu memulai mata rantai monarki Jepang yang tidak terputus hingga kini. Meskipun begitu, sepanjang sejarahnya, untuk kebanyakan masa kekuatan sebenarnya berada di tangan anggota-anggota istana, shogun, pihak militer, dan memasuki zaman modern, di tangan perdana menteri. Menurut Konstitusi Jepang tahun 1947, Jepang adalah negara monarki konstitusional di bawah pimpinan Kaisar Jepang dan Parlemen Jepang.
Sebagai negara maju di bidang ekonomi, Jepang memiliki produk domestik bruto terbesar nomor dua setelah Amerika Serikat, dan masuk dalam urutan tiga besar dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Jepang adalah anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, G8, OECD, dan APEC. Jepang memiliki kekuatan militer yang memadai lengkap dengan sistem pertahanan moderen seperti AEGIS serta suat armada besar kapal perusak. Dalam perdagangan luar negeri, Jepang berada di peringkat ke-4 negara pengekspor terbesar dan peringkat ke-6 negara pengimpor terbesar di dunia. Sebagai negara maju, penduduk Jepang memiliki standar hidup yang tinggi (peringkat ke-8 dalam Indeks Pembangunan Manusia) dan angka harapan hidup tertinggi di dunia menurut perkiraan PBB. Dalam bidang teknologi, Jepang adalah negara maju di bidang telekomunikasi, permesinan, dan robotika.
Jepang terdiri dari 6.852 pulau yang membuatnya merupakan suatu kepulauan. Pulau-pulau utama dari utara ke selatan adalah Hokkaido, Honshu (pulau terbesar), Shikoku, dan Kyushu. Sekitar 97% wilayah daratan Jepang berada di keempat pulau terbesarnya. Sebagian besar pulau di Jepang bergunung-gunung, dan sebagian di antaranya merupakan gunung berapi. Gunung tertinggi di Jepang adalah Gunung Fuji yang merupakan sebuah gunung berapi. Penduduk Jepang berjumlah 128 juta orang, dan berada di peringkat ke-10 negara berpenduduk terbanyak di dunia. Tokyo secara de facto adalah ibu kota Jepang, dan berkedudukan sebagai sebuah prefektur. Tokyo Raya adalah sebutan untuk Tokyo dan beberapa kota yang berada di prefektur sekelilingnya. Sebagai daerah metropolitan terluas di dunia, Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta orang.
Menurut mitologi tradisional, Jepang didirikan oleh Kaisar Jimmu pada abad ke-7 SM. Kaisar Jimmu memulai mata rantai monarki Jepang yang tidak terputus hingga kini. Meskipun begitu, sepanjang sejarahnya, untuk kebanyakan masa kekuatan sebenarnya berada di tangan anggota-anggota istana, shogun, pihak militer, dan memasuki zaman modern, di tangan perdana menteri. Menurut Konstitusi Jepang tahun 1947, Jepang adalah negara monarki konstitusional di bawah pimpinan Kaisar Jepang dan Parlemen Jepang.
Sebagai negara maju di bidang ekonomi, Jepang memiliki produk domestik bruto terbesar nomor dua setelah Amerika Serikat, dan masuk dalam urutan tiga besar dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Jepang adalah anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, G8, OECD, dan APEC. Jepang memiliki kekuatan militer yang memadai lengkap dengan sistem pertahanan moderen seperti AEGIS serta suat armada besar kapal perusak. Dalam perdagangan luar negeri, Jepang berada di peringkat ke-4 negara pengekspor terbesar dan peringkat ke-6 negara pengimpor terbesar di dunia. Sebagai negara maju, penduduk Jepang memiliki standar hidup yang tinggi (peringkat ke-8 dalam Indeks Pembangunan Manusia) dan angka harapan hidup tertinggi di dunia menurut perkiraan PBB. Dalam bidang teknologi, Jepang adalah negara maju di bidang telekomunikasi, permesinan, dan robotika.
Nama Jepang
Jepang disebut Nippon atau Nihon dalam bahasa Jepang. Kedua kata ini ditulis dengan huruf kanji yang sama, yaitu 日本 (secara harfiah: asal-muasal matahari). Sebutan Nippon
sering digunakan dalam urusan resmi, termasuk nama negara dalam uang
Jepang, prangko, dan pertandingan olahraga internasional. Sementara
itu, sebutan Nihon digunakan dalam urusan tidak resmi seperti pembicaraan sehari-hari.
Kata Nippon dan Nihon
berarti "negara/negeri matahari terbit". Nama ini disebut dalam
korespondensi Kekaisaran Jepang dengan Dinasti Sui di Cina, dan merujuk
kepada letak Jepang yang berada di sebelah timur daratan Cina. Sebelum
Jepang memiliki hubungan dengan Cina, negara ini dikenal sebagai Yamato (大和). Di Cina pada zaman Tiga Negara, sebutan untuk Jepang adalah negara Wa (倭).
Dalam bahasa Cina dialek Shanghai yang termasuk salah satu dialek Wu, aksara Cina 日本 dibaca sebagai Zeppen ([zəʔpən]). Dalam dialek Wu, aksara 日 secara tidak resmi dibaca sebagai [niʔ] sementara secara resmi dibaca sebagai [zəʔ]. Dalam beberapa dialek Wu Selatan, 日本 dibaca sebagai [niʔpən] yang mirip dengan nama dalam bahasa Jepang.
Kata Jepang
dalam bahasa Indonesia kemungkinan berasal dari bahasa Cina, tepatnya
bahasa Cina dialek Wu tersebut. Bahasa Melayu kuno juga menyebut negara
ini sebagai Jepang (namun ejaan bahasa Malaysia sekarang: Jepun).
Kata Jepang dalam bahasa Melayu ini kemudian dibawa ke Dunia Barat
oleh pedagang Portugis, yang mengenal sebutan ini ketika berada di
Malaka pada abad ke-16. Mereka lah yang pertama kali memperkenalkan
nama bahasa Melayu tersebut ke Eropa. Dokumen tertua dalam bahasa
Inggris yang menyebut tentang Jepang adalah sepucuk surat dari tahun
1565, yang di dalamnya bertuliskan kata Giapan.
Sejarah
Prasejarah
Penelitian arkeologi
menunjukkan bahwa Jepang telah dihuni manusia purba setidaknya 600.000
tahun yang lalu, pada masa Paleolitik Bawah. Setelah beberapa zaman es
yang terjadi pada masa jutaan tahun yang lalu, Jepang beberapa kali
terhubung dengan daratan Asia melalui jembatan darat (dengan Sakhalin
di utara, dan kemungkinan Kyushu di selatan), sehingga memungkinkan
perpindahan manusia, hewan, dan tanaman ke kepulauan Jepang dari
wilayah yang kini merupakan Republik Rakyat Cina dan Korea. Zaman
Paleolitik Jepang menghasilkan peralatan bebatuan yang telah dipoles
yang pertama di dunia, sekitar tahun 30.000 SM.
Dengan
berakhirnya zaman es terakhir dan datangnya periode yang lebih hangat,
kebudayaan Jomon muncul pada sekitar 11.000 SM, yang bercirikan gaya
hidup pemburu-pengumpul semi-sedenter Mesolitik hingga Neolitik dan
pembuatan kerajinan tembikar terawal di dunia. Diperkirakan bahwa
penduduk Jomon merupakan nenek moyang suku Proto-Jepang dan suku Ainu
masa kini.
Dimulainya
periode Yayoi pada sekitar 300 SM menandai kehadiran
teknologi-teknologi baru seperti bercocok tanam padi di sawah yang
berpengairan dan teknik pembuatan perkakas dari besi dan perunggu yang
dibawa serta migran-migran dari Cina atau Korea.
Dalam sejarah Cina, orang Jepang pertama kali disebut dalam naskah sejarah klasik, Buku Han
yang ditulis tahun 111. Setelah periode Yayoi disebut periode Kofun
pada sekitar tahun 250, yang bercirikan didirikannya negeri-negeri
militer yang kuat. Menurut Catatan Sejarah Tiga Negara, negara paling berjaya di kepulauan Jepang waktu itu adalah Yamataikoku.
Zaman Klasik
Bagian
sejarah Jepang meninggalkan dokumen tertulis dimulai pada abad ke-5
dan abad ke-6 Masehi, saat sistem tulisan Cina, agama Buddha, dan
kebudayaan Cina lainnya dibawa masuk ke Jepang dari Kerajaan Baekje di
Semenanjung Korea.
Perkembangan
selanjutnya Buddhisme di Jepang dan seni ukir rupang sebagian besar
dipengaruhi oleh Buddhisme Cina.Walaupun awalnya kedatangan agama
Buddha ditentang penguasa yang menganut Shinto, kalangan yang berkuasa
akhirnya ikut memajukan agama Buddha di Jepang, dan menjadi agama yang
populer di Jepang sejak zaman Asuka.
Melalui
perintah Reformasi Taika pada tahun 645, Jepang menyusun ulang sistem
pemerintahannya dengan mencontoh dari Cina. Hal ini membuka jalan bagi
filsafat Konfusianisme Cina untuk menjadi dominan di Jepang hingga abad
ke-19.
Periode
Nara pada abad ke-8 menandai sebuah negeri Jepang dengan kekuasaan
yang tersentralisasi. Ibu kota dan istana kekaisaran berada di
Heijo-kyo (kini Nara). Pada zaman Nara, Jepang secara terus menerus
mengadopsi praktik administrasi pemerintahan dari Cina. Salah satu
pencapaian terbesar sastra Jepang pada zaman Nara adalah selesainya
buku sejarah Jepang yang disebut Kojiki (712) dan Nihon Shoki (720).
Pada tahun 784,
Kaisar Kammu memindahkan ibu kota ke Nagaoka-kyō, dan berada di sana
hanya selama 10 tahun. Setelah itu, ibu kota dipindahkan kembali ke
Heian-kyō (kini Kyoto). Kepindahan ibu kota ke Heian-kyō mengawali
periode Heian yang merupakan masa keemasan kebudayaan klasik asli
Jepang, terutama di bidang seni, puisi dan sastra Jepang. Hikayat Genji karya Murasaki Shikibu dan lirik lagu kebangsaan Jepang Kimi ga Yo berasal dari periode Heian.
Zaman Pertengahan
Abad pertengahan di
Jepang merupakan zaman feodalisme yang ditandai oleh perebutan
kekuasaan antarkelompok penguasa yang terdiri dari ksatria yang disebut
samurai. Pada tahun 1185, setelah menghancurkan klan Taira yang
merupakan klan saingan klan Minamoto, Minamoto no Yoritomo diangkat
sebagai shogun, dan menjadikannya pemimpin militer yang berbagi
kekuasaan dengan Kaisar. Pemerintahan militer yang didirikan Minamoto
no Yoritomo disebut Keshogunan Kamakura karena pusat pemerintahan
berada di Kamakura (di sebelah selatan Yokohama masa kini). Setelah
wafatnya Yoritomo, klan Hōjō membantu keshogunan sebagai shikken,
yakni semacam adipati bagi para shogun. Keshogunan Kamakura berhasil
menahan serangan Mongol dari wilayah Cina kekuasaan Mongol pada tahun
1274 dan 1281. Meskipun secara politik terbilang stabil, Keshogunan
Kamakura akhirnya digulingkan oleh Kaisar Go-Daigo yang memulihkan
kekuasaan di tangan kaisar. Kaisar Go-Daigo akhirnya digulingkan
Ashikaga Takauji pada 1336. Keshogunan Ashikaga gagal membendung
kekuatan penguasa militer dan tuan tanah feodal (daimyo) dan
pecah perang saudara pada tahun 1467 (Perang Ōnin) yang mengawali masa
satu abad yang diwarnai peperangan antarfaksi yang disebut masa
negeri-negeri saling berperang atau periode Sengoku.
Pada
abad ke-16, para pedagang dan misionaris Serikat Yesuit dari Portugal
tiba untuk pertama kalinya di Jepang, dan mengawali pertukaran
perniagaan dan kebudayaan yang aktif antara Jepang dan Dunia Barat
(Perdagangan dengan Nanban). Orang Jepang menyebut orang asing dari
Dunia Barat sebagai namban yang berarti orang barbar dari selatan.
Oda Nobunaga
menaklukkan daimyo-daimyo pesaingnya dengan memakai teknologi Eropa dan
senjata api. Nobunaga hampir berhasil menyatukan Jepang sebelum tewas
terbunuh dalam Peristiwa Honnōji 1582. Toyotomi Hideyoshi menggantikan
Nobunaga, dan mencatatkan dirinya sebagai pemersatu Jepang pada tahun
1590. Hideyoshi berusaha menguasai Korea, dan dua kali melakukan invasi
ke Korea, namun gagal setelah kalah dalam pertempuran melawan pasukan
Korea yang dibantu kekuatan Dinasti Ming. Setelah Hideyoshi wafat,
pasukan Hideyoshi ditarik dari Semenanjung Korea pada tahun 1598.
Sepeninggal
Hideyoshi, putra Hideyoshi yang bernama Toyotomi Hideyori mewarisi
kekuasaan sang ayah. Tokugawa Ieyasu memanfaatkan posisinya sebagai
adipati bagi Hideyori untuk mengumpulkan dukungan politik dan militer
dari daimyo-daimyo lain. Setelah mengalahkan klan-klan pendukung
Hideyori dalam Pertempuran Sekigahara tahun 1600, Ieyasu diangkat
sebagai shogun pada tahun 1603. Pemerintahan militer yang didirikan
Ieyasu di Edo (kini Tokyo) disebut Keshogunan Tokugawa. Keshogunan
Tokugawa curiga terhadap kegiatan misionaris Katolik, dan melarang
segala hubungan dengan orang-orang Eropa. Hubungan perdagangan dibatasi
hanya dengan pedagang Belanda di Pulau Dejima, Nagasaki. Pemerintah
Tokugawa juga menjalankan berbagai kebijakan seperti undang-undang buke shohatto untuk mengendalikan daimyo di daerah. Pada tahun 1639, Keshogunan Tokugawa mulai menjalankan kebijakan sakoku
("negara tertutup") yang berlangsung selama dua setengah abad yang
disebut periode Edo. Walaupun menjalani periode isolasi, orang Jepang
terus mempelajari ilmu-ilmu dari Dunia Barat. Di Jepang, ilmu dari
buku-buku Barat disebut rangaku (ilmu belanda) karena berasal
dari kontak orang Jepang dengan enklave orang Belanda di Dejima,
Nagasaki. Pada periode Edo, orang Jepang juga memulai studi tentang
Jepang, dan menamakan "studi nasional" tentang Jepang sebagai kokugaku.
Zaman Modern
Pada 31 Maret 1854,
kedatangan Komodor Matthew Perry dan "Kapal Hitam" Angkatan Laut
Amerika Serikat memaksa Jepang untuk membuka diri terhadap Dunia Barat
melalui Persetujuan Kanagawa. Persetujuan-persetujuan selanjutnya
dengan negara-negara Barat pada masa Bakumatsu membawa Jepang ke dalam
krisis ekonomi dan politik. Kalangan samurai menganggap Keshogunan
Tokugawa sudah melemah, dan mengadakan pemberontakan hingga pecah
Perang Boshin tahun 1867-1868. Setelah Keshogunan Tokugawa
ditumbangkan, kekuasaan dikembalikan ke tangan kaisar (Restorasi Meiji)
dan sistem domain dihapus. Semasa Restorasi Meiji, Jepang mengadopsi
sistem politik, hukum, dan militer dari Dunia Barat. Kabinet Jepang
mengatur Dewan Penasihat Kaisar, menyusun Konstitusi Meiji, dan
membentuk Parlemen Kekaisaran. Restorasi Meiji mengubah Kekaisaran
Jepang menjadi negara industri modern dan sekaligus kekuatan militer
dunia yang menimbulkan konflik militer ketika berusaha memperluas
pengaruh teritorial di Asia. Setelah mengalahkan Cina dalam Perang
Sino-Jepang dan Rusia dalam Perang Rusia-Jepang, Jepang menguasai
Taiwan, separuh dari Sakhalin, dan Korea.
Pada
awal abad ke-20, Jepang mengalami "demokrasi Taisho" yang
dibayang-bayangi bangkitnya ekspansionisme dan militerisme Jepang.
Semasa Perang Dunia I, Jepang berada di pihak Sekutu yang menang,
sehingga Jepang dapat memperluas pengaruh dan wilayah kekuasaan. Jepang
terus menjalankan politik ekspansionis dengan menduduki Manchuria pada
tahun 1931. Dua tahun kemudian, Jepang keluar dari Liga Bangsa-Bangsa
setelah mendapat kecaman internasional atas pendudukan Manchuria. Pada
tahun 1936, Jepang menandatangani Pakta Anti-Komintern dengan Jerman
Nazi, dan bergabung bergabung bersama Jerman dan Italia membentuk Blok
Poros pada tahun 1941
Pada
tahun 1937, invasi Jepang ke Manchuria memicu terjadinya Perang
Sino-Jepang Kedua (1937-1945) yang membuat Jepang dikenakan embargo
minyak oleh Amerika Serikat Pada 7 Desember 1941, Jepang menyerang
pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor, dan menyatakan
perang terhadap Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda. Serangan Pearl
Harbor menyeret AS ke dalam Perang Dunia II. Setelah kampanye militer
yang panjang di Samudra Pasifik, Jepang kehilangan wilayah-wilayah yang
dimilikinya pada awal perang. Amerika Serikat melakukan pengeboman
strategis terhadap Tokyo, Osaka dan kota-kota besar lainnya. Setelah AS
menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang akhirnya
menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945 (Hari
Kemenangan atas Jepang).
Perang
membawa penderitaan bagi rakyat Jepang dan rakyat di wilayah jajahan
Jepang. Berjuta-juta orang tewas di negara-negara Asia yang diduduki
Jepang di bawah slogan Kemakmuran Bersama Asia. Hampir semua industri
dan infrastruktur di Jepang hancur akibat perang. Pihak Sekutu
melakukan repatriasi besar-besaran etnik Jepang dari negara-negara Asia
yang pernah diduduki Jepang. Pengadilan Militer Internasional untuk
Timur Jauh yang diselenggarakan pihak Sekutu mulai 3 Mei 1946 berakhir
dengan dijatuhkannya hukuman bagi sejumlah pemimpin Jepang yang
terbukti bersalah melakukan kejahatan perang.
Pada
tahun 1947, Jepang memberlakukan Konstitusi Jepang yang baru.
Berdasarkan konstitusi baru, Jepang ditetapkan sebagai negara yang
menganut paham pasifisme dan mengutamakan praktik demokrasi liberal.
Pendudukan AS terhadap Jepang secara resmi berakhir pada tahun 1952
dengan ditandatanganinya Perjanjian San Francisco. Walaupun demikian,
pasukan AS tetap mempertahankan pangkalan-pangkalan penting di Jepang,
khususnya di Okinawa. Perserikatan Bangsa-Bangsa secara secara resmi
menerima Jepang sebagai anggota pada tahun 1956.
Seusai
Perang Dunia II, Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, dan
menempatkan Jepang sebagai kekuatan ekonomi terbesar nomor dua di
dunia, dengan rata-rata pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 10%
per tahun selama empat dekade. Pesatnya pertumbuhan ekonomi Jepang
berakhir pada awal tahun 1990-an setelah jatuhnya ekonomi gelembung.
Politik
Parlemen
Jepang
menganut sistem negara monarki konstitusional yang sangat membatasi
kekuasaan Kaisar Jepang. Sebagai kepala negara seremonial, kedudukan
Kaisar Jepang diatur dalam konstitusi sebagai "simbol negara dan
pemersatu rakyat". Kekuasaan pemerintah berada di tangan Perdana
Menteri Jepang dan anggota terpilih Parlemen Jepang, sementara
kedaulatan sepenuhnya berada di tangan rakyat Jepang. Kaisar Jepang
bertindak sebagai kepala negara dalam urusan diplomatik.
Parlemen
Jepang adalah parlemen dua kamar yang dibentuk mengikuti sistem
Inggris. Parlemen Jepang terdiri dari Majelis Rendah dan Majelis
Tinggi. Majelis Rendah Jepang terdiri dari 480 anggota dewan. Anggota
majelis rendah dipilih secara langsung oleh rakyat setiap 4 tahun
sekali atau setelah majelis rendah dibubarkan. Majelis Tinggi Jepang
terdiri dari 242 anggota dewan yang memiliki masa jabatan 6 tahun, dan
dipilih langsung oleh rakyat. Warganegara Jepang berusia 20 tahun ke
atas memiliki hak untuk memilih.
Kabinet
Jepang beranggotakan Perdana Menteri dan para menteri. Perdana Menteri
adalah salah seorang anggota parlemen dari partai mayoritas di Majelis
Rendah. Partai Demokrat Liberal (LDP) berkuasa di Jepang sejak 1955,
kecuali pada tahun 1993. Pada tahun itu terbentuk pemerintahan koalisi
yang hanya berumur singkat dengan partai oposisi. Partai oposisi
terbesar di Jepang adalah Partai Demokratik Jepang.
Perdana
Menteri Jepang adalah kepala pemerintahan. Perdana Menteri diangkat
melalui pemilihan di antara anggota Parlemen. Bila Majelis Rendah dan
Majelis Tinggi masing-masing memiliki calon perdana menteri, maka calon
dari Majelis Rendah yang diutamakan. Pada praktiknya, perdana menteri
berasal dari partai mayoritas di parlemen. Menteri-menteri kabinet
diangkat oleh Perdana Menteri. Kaisar Jepang mengangkat Perdana Menteri
berdasarkan keputusan Parlemen Jepang, dan memberi persetujuan atas
pengangkatan menteri-menteri kabinet. Perdana Menteri memerlukan
dukungan dan kepercayaan dari anggota Majelis Rendah untuk bertahan
sebagai Perdana Menteri
Keluarga kekaisaran
Kaisar
Akihito adalah Kaisar Jepang yang sekarang. Kaisar Akihito naik takhta
sebagai kaisar ke-125 setelah ayahandanya, Kaisar Hirohito mangkat
pada 7 Januari 1989. Upacara kenaikan tahta Kaisar Akihito
dilangsungkan pada 12 November 1990.
Putra Mahkota Naruhito, menikah dengan Putri Mahkota Masako yang
berasal dari kalangan rakyat biasa, dan dikaruniai anak perempuan
bernama Aiko (Putri Toshi). Adik dari Putra Mahkota Naruhito bernama
Pangeran Akishino, menikah dengan Kiko Kawashima yang juga berasal dari
rakyat biasa. Pangeran Akishino memiliki dua anak perempuan (Putri
Mako dan Putri Kako), serta anak laki-laki bernama Pangeran Hisahito.
Geografi
Jepang
memiliki lebih dari 3.000 pulau yang terletak di pesisir Lautan Pasifik
di timur benua Asia. Istilah Kepulauan Jepang merujuk kepada empat
pulau besar, dari utara ke selatan, Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan
Kyushu, serta Kepulauan Ryukyu yang berada di selatan Kyushu. Sekitar
70% hingga 80% dari wilayah Jepang terdiri dari pegunungan yang
berhutan-hutan,
dan cocok untuk pertanian, industri, serta permukiman. Daerah yang
curam berbahaya untuk dihuni karena risiko tanah longsor akibat gempa
bumi, kondisi tanah yang lunak, dan hujan lebat. Oleh karena itu,
permukiman penduduk terpusat di kawasan pesisir. Jepang termasuk salah
satu negara berpenduduk terpadat di dunia.
Gempa
bumi berkekuatan rendah dan sesekali letusan gunung berapi sering
dialami Jepang karena letaknya di atas Lingkaran Api Pasifik di
pertemuan tiga lempeng tektonik. Gempa bumi yang merusak sering
menyebabkan tsunami. Setiap abadnya, di Jepang terjadi beberapa kali
tsunami.
Gempa bumi besar yang terjadi akhir-akhir ini di Jepang adalah Gempa
bumi Chūetsu 2004 dan Gempa bumi besar Hanshin tahun 1995. Keadaan
geografi menyebabkan Jepang memiliki banyak sumber mata air panas, dan
sebagian besar di antaranya telah dibangun sebagai daerah tujuan
wisata.
Jepang
berada di kawasan beriklim sedang dengan dengan pembagian empat musim
yang jelas. Walaupun demikian, terdapat perbedaan iklim yang mencolok
antara wilayah bagian utara dan wilayah bagian selatan. Pada musim
dingin, Jepang bagian utara seperti Hokkaido mengalami musim salju,
namun sebaliknya wilayah Jepang bagian selatan beriklim subtropis.
Iklim juga dipengaruhi tiupan angin musim yang bertiup dari benua Asia
ke Lautan Pasifik pada musim dingin, dan sebaliknya pada musim panas.
Iklim Jepang terbagi atas enam zona iklim:
- Hokkaido: Kawasan paling utara beriklim sedang dengan musim dingin yang panjang dan membekukan, serta musim panas yang sejuk. Presipitasi tidak besar, namun salju banyak turun ketika musim dingin.
- Laut Jepang: Di pantai barat Pulau Honshu, tiupan angin dari barat laut membawa salju yang sangat lebat. Pada musim panas, kawasan ini lebih sejuk dibandingkan kawasan Pasifik. Walaupun demikian, suhu di kawasan ini kadangkala dapat menjadi sangat tinggi akibat fenomena angin fohn.
- Dataran Tinggi Tengah: Wilayah ini beriklim pedalaman dengan perbedaan suhu rata-rata musim panas-musim dingin yang sangat mencolok. Perbedaan suhu antara malam hari dan siang hari juga sangat mencolok.
- Laut Pedalaman Seto: Barisan pegunungan di wilayah Chugoku dan Shikoku menghalangi jalur tiupan angin musim, sehingga kawasan ini sepanjang tahun beriklim sedang.
- Samudra Pasifik: Kawasan pesisir bagian timur Jepang mengalami musim dingin yang sangat dingin, namun tidak banyak turun salju. Sebaliknya, musim panas menjadi begitu lembap akibat tiupan angin musim dari tenggara.
- Kepulauan Ryukyu: Kepulauan di barat daya Jepang termasuk Kepulauan Ryukyu beriklim subtropis, hangat sewaktu musim dingin dan suhu yang tinggi sepanjang musim panas. Presipitasi sangat tinggi, terutama selama musim hujan. Taifun sangat sering terjadi.
Suhu tertinggi yang pernah tercatat di Jepang adalah 40,9 °C (105,6 °F) pada 16 Agustus 2007.
Musim
hujan dimulai lebih awal di Okinawa, yakni sejak awal Mei. Garis depan
musim hujan bergerak ke utara, namun berakhir di Jepang utara sebelum
mencapai Hokkaido. Di sebagian besar wilayah Honshu, awal musim hujan
dimulai pertengahan Juni dan berlangsung selama enam minggu. Taifun
sering terjadi sepanjang September dan Oktober. Penyebabnya adalah
tekanan tropis di garis khatulistiwa yang bergerak dari barat daya ke
timur laut, dan sering membawa hujan yang sangat lebat.
Hubungan luar negeri dan militer
Jepang
memiliki hubungan ekonomi dan militer yang erat dengan Amerika Serikat,
dan menjalankan kebijakan luar negeri berdasarkan pakta keamanan
Jepang-AS. Sejak diterima menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa
pada tahun 1956, Jepang telah sepuluh kali menjadi anggota tidak tetap
Dewan Keamanan PBB, termasuk tahun 2009-2010. Jepang adalah salah satu
negara G4 yang sedang mengusulkan perluasan anggota tetap Dewan
Keamanan PBB.Sebagai negara anggota G8, APEC, ASEAN Plus 3, dan peserta
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur, Jepang aktif dalam hubungan
internasional dan mempererat persahabatan Jepang dengan negara-negara
lain di seluruh dunia. Pakta pertahanan dengan Australia ditandatangani
pada Maret 2007,dan dengan India pada Oktober 2008. Pada tahun 2007,
Jepang adalah negara donor Bantuan Pembangunan Resmi (ODA) terbesar
kelima di dunia. Negara penerima bantuan ODA terbesar dari Jepang
adalah Indonesia, dengan total bantuan lebih dari AS$29,5 miliar dari
tahun 1960 hingga 2006.
Jepang
bersengketa dengan Rusia mengenai Kepulauan Kuril dan dengan Korea
Selatan mengenai Batu Liancourt. Kepulauan Senkaku yang di bawah
pemerintahan Jepang dipermasalahkan oleh Republik Rakyat Cina dan
Taiwan.
Pasal
9 Konstitusi Jepang berisi penolakan terhadap perang dan penggunaan
kekuatan bersenjata untuk menyelesaikan persengketaan internasional.
Pasal 9 Ayat 2 berisi pelarangan kepemilikan angkatan bersenjata dan
penolakan atas hak keterlibatan dalam perang.
Jepang memiliki Pasukan Bela Diri yang berada di bawah Kementerian
Pertahanan, dan terdiri dari Angkatan Darat Bela Diri Jepang (JGSDF),
Angkatan Laut Bela Diri Jepang (JMSDF), dan Angkatan Udara Bela Diri
Jepang (JASDF). Pada tahun 1991, kapal penyapu ranjau Angkatan Laut
Bela Diri Jepang ikut membersihkan ranjau laut di Teluk Persia (lepas
pantai Kuwait) bersama kapal penyapu ranjau dari delapan negara. Atas
permintaan Pemerintahan Transisi PBB di Kamboja (1992-1993), Jepang
mengirimkan pengamat gencatan senjata, pemantau pemilihan umum, polisi
sipil, dan dukungan logistik seperti perbaikan jalan dan jembatan. Di
Irak, pasukan nontempur Jepang membantu misi kemanusiaan dan kegiatan
rekonstruksi infrastruktur mulai Desember 2003 hingga Februari 2009.
Prefektur dan daerah
- Hokkaido
- Aomori
- Iwate
- Miyagi
- Akita
- Yamagata
- Fukushima
- Ibaraki
- Tochigi
- Gunma
- Saitama
- Chiba
- Tokyo
- Kanagawa
- Niigata
- Toyama
- Ishikawa
- Fukui
- Yamanashi
- Nagano
- Gifu
- Shizuoka
- Aichi
- Mie
- Shiga
- Kyoto
- Osaka
- Hyogo
- Nara
- Wakayama
- Tottori
- Shimane
- Okayama
- Hiroshima
- Yamaguchi
- Tokushima
- Kagawa
- Ehime
- Kochi
- Fukuoka
- Saga
- Nagasaki
- Kumamoto
- Oita
- Miyazaki
- Kagoshima
- Okinawa
Ekonomi
Sejak
periode Meiji (1868-1912), Jepang mulai menganut ekonomi pasar bebas
dan mengadopsi kapitalisme model Inggris dan Amerika Serikat. Sistem
pendidikan Barat diterapkan di Jepang, dan ribuan orang Jepang dikirim
ke Amerika Serikat dan Eropa untuk belajar. Lebih dari 3.000 orang
Eropa dan Amerika didatangkan sebagai tenaga pengajar di Jepang. Pada
awal periode Meiji, pemerintah membangun jalan kereta api, jalan raya,
dan memulai reformasi kepemilikan tanah. Pemerintah membangun pabrik
dan galangan kapal untuk dijual kepada swasta dengan harga murah.
Sebagian dari perusahaan yang didirikan pada periode Meiji berkembang
menjadi zaibatsu, dan beberapa di antaranya masih beroperasi hingga kini.
Pertumbuhan
ekonomi riil dari tahun 1960-an hingga 1980-an sering disebut
"keajaiban ekonomi Jepang", yakni rata-rata 10% pada tahun 1960-an, 5%
pada tahun 1970-an, dan 4% pada tahun 1980-an. Dekade 1980-an
merupakan masa keemasan ekspor otomotif dan barang elektronik ke Eropa
dan Amerika Serikat sehingga terjadi surplus neraca perdagangan yang
mengakibatkan konflik perdagangan. Setelah ditandatanganinya Perjanjian
Plaza 1985, dolar AS mengalami depresiasi terhadap yen. Pada Februari
1987, tingkat diskonto resmi diturunkan hingga 2,5% agar produk
manufaktur Jepang bisa kembali kompetitif setelah terjadi kemerosotan
volume ekspor akibat menguatnya yen. Akibatnya, terjadi surplus
likuiditas dan penciptaan uang dalam jumlah besar. Spekulasi menyebabkan
harga saham dan realestat terus meningkat, dan berakibat pada
penggelembungan harga aset. Harga tanah terutama menjadi sangat tinggi
akibat adanya "mitos tanah" bahwa harga tanah tidak akan jatuh. Ekonomi
gelembung Jepang jatuh pada awal tahun 1990-an akibat kebijakan uang
ketat yang dikeluarkan Bank of Japan pada 1989, dan kenaikan tingkat
diskonto resmi menjadi 6%. Pada 1990, pemerintah mengeluarkan sistem
baru pajak penguasaan tanah dan bank diminta untuk membatasi pendanaan
aset properti. Indeks rata-rata Nikkei dan harga tanah jatuh pada
Desember 1989 dan musim gugur 1990.Pertumbuhan ekonomi mengalami
stagnasi pada 1990-an, dengan angka rata-rata pertumbuhan ekonomi riil
hanya 1,7% sebagai akibat penanaman modal yang tidak efisien dan
penggelembungan harga aset pada 1980-an. Institusi keuangan menanggung
kredit bermasalah karena telah mengeluarkan pinjaman uang dengan
jaminan tanah atau saham. Usaha pemerintah mengembalikan pertumbuhan
ekonomi hanya sedikit yang berhasil dan selanjutnya terhambat oleh
kelesuan ekonomi global pada tahun 2000.
Jepang
adalah perekonomian terbesar nomor dua di dunia setelah Amerika
Serikat, dengan PDB nominal sekitar AS$4,5 triliun., dan perekonomian
terbesar ke-3 di dunia setelah AS dan Republik Rakyat Cina dalam
keseimbangan kemampuan berbelanja. Industri utama Jepang adalah sektor
perbankan, asuransi, realestat, bisnis eceran, transportasi,
telekomunikasi, dan konstruksi. Jepang memiliki industri berteknologi
tinggi di bidang otomotif, elektronik, mesin perkakas, baja dan logam
non-besi, perkapalan, industri kimia, tekstil, dan pengolahan
makanan. Sebesar tiga perempat dari produk domestik bruto Jepang berasal
dari sektor jasa.
Hingga tahun
2001, jumlah angkatan kerja Jepang mencapai 67 juta orang. Tingkat
pengangguran di Jepang sekitar 4%. Pada tahun 2007, Jepang menempati
urutan ke-19 dalam produktivitas tenaga kerja. Menurut indeks Big Mac,
tenaga kerja di Jepang mendapat upah per jam terbesar di dunia. Toyota
Motor, Mitsubishi UFJ Financial, Nintendo, NTT DoCoMo, Nippon
Telegraph & Telephone, Canon, Matsushita Electric Industrial,
Honda, Mitsubishi Corporation, dan Sumitomo Mitsui Financial adalah 10
besar perusahaan Jepang pada tahun 2008. Sejumlah 326 perusahaan
Jepang masuk ke dalam daftar Forbes Global 2000 atau 16,3% dari 2000
perusahaan publik terbesar di dunia (data tahun 2006). Bursa Saham
Tokyo memiliki total kapitalisasi pasar terbesar nomor dua di dunia.
Indeks dari 225 saham perusahaan besar yang diperdagangkan di Bursa
Saham Tokyo disebut Nikkei 225.
Dalam
Indeks Kemudahan Berbisnis, Jepang menempati peringkat ke-12, dan
termasuk salah satu negara maju dengan birokrasi paling sederhana.
Kapitalisme model Jepang memiliki sejumlah ciri khas. Keiretsu adalah
grup usaha yang beranggotakan perusahaan yang saling memiliki kerja
sama bisnis dan kepemilikan saham. Negosiasi upah (shuntō)
berikut perbaikan kondisi kerja antara manajemen dan serikat buruh
dilakukan setiap awal musim semi. Budaya bisnis Jepang mengenal
konsep-konsep lokal, seperti Sistem Nenkō, nemawashi, salaryman, dan office lady. Perusahaan di Jepang mengenal kenaikan pangkat berdasarkan senioritas dan jaminan pekerjaan seumur hidup.
Kejatuhan ekonomi gelembung yang diikuti kebangkrutan besar-besaran
dan pemutusan hubungan kerja menyebabkan jaminan pekerjaan seumur hidup
mulai ditinggalkan. Perusahaan Jepang dikenal dengan metode manajemen
seperti The Toyota Way. Aktivisme pemegang saham sangat jarang. Dalam
Indeks Kebebasan Ekonomi, Jepang menempati urutan ke-5 negara paling
laissez-faire di antara 41 negara Asia Pasifik.
Total
ekspor Jepang pada tahun 2005 adalah 4.210 dolar AS per kapita. Pasar
ekspor terbesar Jepang tahun 2006 adalah Amerika Serikat 22,8%, Uni
Eropa 14,5%, Cina 14,3%, Korea Selatan 7,8%, Taiwan 6,8%, dan Hong
Kong 5,6%. Produk ekspor unggulan Jepang adalah alat transportasi,
kendaraan bermotor, elektronik, mesin-mesin listrik, dan bahan kimia.
Negara sumber impor terbesar bagi Jepang pada tahun 2006 adalah Cina
20,5%, AS 12,0%, Uni Eropa 10,3%, Arab Saudi 6,4%, Uni Emirat Arab
5,5%, Australia 4,8%, Korea Selatan 4,7%, dan Indonesia 4,2%. Impor
utama Jepang adalah mesin-mesin dan perkakas, minyak bumi, bahan
makanan, tekstil, dan bahan mentah untuk industri.
Jepang
adalah negara pengimpor hasil laut terbesar di dunia (senilai AS$ 14
miliar). Jepang berada di peringkat ke-6 setelah RRC, Peru, Amerika
Serikat, Indonesia, dan Chili, dengan total tangkapan ikan yang terus
menurun sejak 1996.
Pertanian
adalah sektor industri andalan hingga beberapa tahun seusai Perang
Dunia II. Menurut sensus tahun 1950, sekitar 50% angkatan kerja berada
di bidang pertanian. Sepanjang "masa keajaiban ekonomi Jepang",
angkatan kerja di bidang pertanian terus menyusut hingga sekitar 4,1%
pada tahun 2008. Pada Februari 2007 terdapat 1.813.000 keluarga petani
komersial, namun di antaranya hanya kurang dari 21,2% atau 387.000
keluarga petani pengusaha. Sebagian besar angkatan kerja
pertanian sudah berusia lanjut, sementara angkatan kerja usia muda
hanya sedikit yang bekerja di bidang pertanian.
Demografi
Populasi
Jepang diperkirakan sekitar 127,614 juta orang (perkiraan 1 Februari
2009). Masyarakat Jepang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa,
dengan sedikit populasi pekerja asing. Di antara sedikit penduduk
minoritas di Jepang terdapat orang Korea Zainichi, Cina Zainichi, orang
Filipina, orang Brazil-Jepang, dan orang Peru-Jepang. Pada 2003,
ada sekitar 136.000 orang Barat yang menjadi ekspatriat di Jepang.
Kewarganegaraan
Jepang diberikan kepada bayi yang dilahirkan dari ayah atau ibu
berkewarganegaraan Jepang, ayah berkewarganegaraan Jepang yang wafat
sebelum bayi lahir, atau bayi yang lahir di Jepang dengan ayah/ibu
tidak diketahui/tidak memiliki kewarganegaraan. Suku bangsa yang paling
dominan adalah penduduk asli yang disebut suku Yamato dan kelompok
minoritas utama yang terdiri dari penduduk asli suku Ainu dan Ryukyu,
ditambah kelompok minoritas secara sosial yang disebut burakumin.
Pada
tahun 2006, tingkat harapan hidup di Jepang adalah 81,25 tahun, dan
merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia. Namun
populasi Jepang dengan cepat menua sebagai dampak dari ledakan kelahiran
pascaperang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran. Pada tahun
2004, sekitar 19,5% dari populasi Jepang sudah berusia di atas 65 tahun.
Perubahan
dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial, terutama
kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan meningkatnya
biaya jaminan sosial seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk
meningkatkan generasi muda yang memilih untuk tidak menikah atau
memiliki keluarga ketika dewasa. Populasi Jepang dikhawatirkan akan
merosot menjadi 100 juta pada tahun 2050 dan makin menurun hingga 64
juta pada tahun 2100. Pakar demografi dan pejabat pemerintah kini dalam
perdebatan hangat mengenai cara menangani masalah penurunan jumlah
penduduk. Imigrasi dan insentif uang untuk kelahiran bayi sering
disarankan sebagai pemecahan masalah penduduk Jepang yang semakin
menua.
Perkiraan
tertinggi jumlah penganut agama Buddha sekaligus Shinto adalah 84-96%
yang menunjukkan besarnya jumlah penganut sinkretisme dari kedua agama
tersebut. Walaupun demikian, perkiraan tersebut hanya didasarkan pada
jumlah orang yang diperkirakan ada hubungan dengan kuil, dan bukan
jumlah penduduk yang sungguh-sungguh menganut kedua agama tersebut.
Professor Robert Kisala (dari Universitas Nanzan) memperkirakan hanya
30% dari penduduk Jepang yang mengaku menganut suatu agama.
Taoisme
dan Konfusianisme dari Cina juga mempengaruhi kepercayaan dan tradisi
Jepang. Agama di Jepang cenderung bersifat sinkretisme dengan hasil
berupa berbagai macam tradisi, seperti orang tua membawa anak-anak ke
upacara Shinto, pelajar berdoa di kuil Shinto meminta lulus ujian,
pernikahan ala Barat di kapel atau gereja Kristen, sementara
pemakaman diurus oleh kuil Buddha. Penduduk beragama Kristen hanya
minoritas sejumlah (2.595.397 juta atau 2,04%). Kebanyakan orang
Jepang mengambil sikap tidak peduli terhadap agama dan melihat agama
sebagai budaya dan tradisi. Bila ditanya mengenai agama, mereka akan
mengatakan bahwa mereka beragama Buddha hanya karena nenek moyang
mereka menganut salah satu sekte agama Buddha. Selain itu, di Jepang
sejak pertengahan abad ke-19 bermunculan berbagai sekte agama baru (Shinshūkyō) seperti Tenrikyo dan Aum Shinrikyo (atau Aleph).
Lebih
dari 99% penduduk Jepang berbicara bahasa Jepang sebagai bahasa ibu.
Bahasa Jepang adalah bahasa aglutinatif dengan tuturan hormat (kata
honorifik) yang mencerminkan hirarki dalam masyarakat Jepang. Pemilihan
kata kerja dan kosa kata menunjukkan status pembicara dan pendengar.
Menurut kamus bahasa Jepang Shinsen-kokugojiten, kosa kata dari
Cina berjumlah sekitar 49,1% dari kosa kata keseluruhan, kata-kata asli
Jepang hanya 33,8% dan kata serapan sekitar 8,8%.
Bahasa Jepang ditulis memakai aksara kanji, hiragana, dan katakana,
ditambah huruf Latin dan penulisan angka Arab. Bahasa Ryukyu yang juga
termasuk salah satu keluarga bahasa Japonik dipakai orang Okinawa,
tapi hanya sedikit dipelajari anak-anak. Bahasa Ainu adalah bahasa mati
dengan hanya sedikit penutur asli yang sudah berusia lanjut di
Hokkaido. Murid sekolah negeri dan swasta di Jepang hanya diharuskan
belajar bahasa Jepang dan bahasa Inggris.
Pendidikan
Pendidikan
dasar dan menengah, serta pendidikan tinggi diperkenalkan di Jepang
pada 1872 sebagai hasil Restorasi Meiji. Sejak 1947, program wajib
belajar di Jepang mewajibkan setiap warga negara untuk untuk bersekolah
selama 9 tahun di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama (dari
usia 6 hingga 15 tahun). Di kalangan penduduk berusia 15 tahun ke atas,
tingkat melek huruf sebesar 99%, laki-laki: 99%; perempuan: 99%
(2002).
Hampir semua
murid meneruskan ke Sekolah Menengah Atas, dan menurut MEXT sekitar
75,9% lulusan sekolah menengah atas pada tahun 2005 melanjutkan ke
universitas, akademi, sekolah keterampilan, atau lembaga pendidikan
tinggi lainnya. Pendidikan di Jepang sangat kompetitif, khususnya
dalam ujian masuk perguruan tinggi. Dua peringkat teratas universitas
di Jepang ditempati oleh Universitas Tokyo dan Universitas Keio. Dalam
peringkat yang disusun Program Penilaian Pelajar Internasional dari
OECD, pengetahuan dan keterampilan anak Jepang berusia 15 tahun berada
di peringkat nomor enam terbaik di dunia.
Budaya
Budaya
Jepang mencakup interaksi antara budaya asli Jomon yang kokoh dengan
pengaruh dari luar negeri yang menyusul. Mula-mula Cina dan Korea
banyak membawa pengaruh, bermula dengan perkembangan budaya Yayoi
sekitar 300 SM. Gabungan tradisi budaya Yunani dan India, mempengaruhi
seni dan keagamaan Jepang sejak abad ke-6 Masehi, dilengkapi dengan
pengenalan agama Buddha sekte Mahayana. Sejak abad ke-16, pengaruh
Eropa menonjol, disusul dengan pengaruh Amerika Serikat yang
mendominasi Jepang setelah berakhirnya Perang Dunia II. Jepang turut
mengembangkan budaya yang original dan unik, dalam seni (ikebana,
origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar, persembahan
(boneka bunraku, tarian tradisional, kabuki, noh, rakugo), dan tradisi
(permainan Jepang, onsen, sento, upacara minum teh, taman Jepang),
serta makanan Jepang.
Kini,
Jepang merupakan salah sebuah pengekspor budaya pop yang terbesar.
Anime, manga, mode, film, kesusastraan, permainan video, dan musik
Jepang menerima sambutan hangat di seluruh dunia, terutama di
negara-negara Asia yang lain. Pemuda Jepang gemar menciptakan trend
baru dan kegemaran mengikut gaya mereka mempengaruhi mode dan trend
seluruh dunia. Pasar muda-mudi yang amat baik merupakan ujian untuk
produk-produk elektronik konsumen yang baru, di mana gaya dan fungsinya
ditentukan oleh pengguna Jepang, sebelum dipertimbangkan untuk
diedarkan ke seluruh dunia.
Baru-baru
ini Jepang mula mengekspor satu lagi komoditas budaya yang bernilai:
olahragawan. Popularitas pemain bisbol Jepang di Amerika Serikat
meningkatkan kesadaran warga negara Barat tersebut terhadap segalanya
mengenai Jepang.
Orang
Jepang biasanya gemar memakan makanan tradisi mereka. Sebagian besar
acara TV pada waktu petang dikhususkan pada penemuan dan penghasilan
makanan tradisional yang bermutu. Makanan Jepang mencetak nama di
seluruh dunia dengan sushi, yang biasanya dibuat dari pelbagai jenis
ikan mentah yang digabungkan dengan nasi dan wasabi. Sushi memiliki
banyak penggemar di seluruh dunia. Makanan Jepang bertumpu pada
peralihan musim, dengan menghidangkan mi dingin dan sashimi pada musim
panas, sedangkan ramen panas dan shabu-shabu pada musim dingin.
Peringkat internasional
- Indeks Pembangunan Manusia - peringkat ke-8
- Reporters Without Borders/Kebebasan Pers - peringkat ke-37
- PDB per kapita - peringkat ke-22